Mata Pelajaran IPA untuk SMK (KTSP)
Standar kompetensi : 2. Memahami polusi dan dampaknya
terhadap manusia dan lingkungan.
Kompetensi dasar : 2.3. Mendeskripsikan dampak polusi
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Dampak polusi meliputi :
· Dampak polusi
terhadap kesehatan (manusia)
· Dampak polusi terhadap
lingkungan hidup
1. Polusi Udara
Dampak polusi udara terhadap kesehatan
Polusi udara, menyebabkan beberapa gangguan kesehatan
yang disebabkan polutan di udara, antara lain:
1) Karbonmonoksida (CO) sangat mudah berikatan dengan Hb
yaitu 200 kali lebih kuat dibandingan ikatannya dengan oksigen. Dalam darah, CO
berikatan dengan Hb membentuk karboksihemoglobin (COHb) dengan reaksi sebagai
berikut :
CO + Hb à COHb
Konsentrasi gas
CO sebanyak 10 ppm belum terasa, 20 ppm gangguan panca indera, 40 ppm gangguan
fungsi jantung, 60 ppm sakit kepala, 80 ppm sulit bernafas, dan konsentrasi 100
ppm menyebabkan pingsan hingga kematian.
Gejala keracunan
CO : pusing, sakit kepala, mual, sesak nafas, pingsan, kerusakan otak, gangguan
kulit dan penglihatan jangka panjang, kematian.
2) Gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan ozon dengan
konsentrasi yang semakin meningkat mampu menimbulkan iritasi mata, radang
saluran pernafasan, dan gangguan pernafasan kronis (bronkhitis, emfisema, dan
asma). Gejala : sesak nafas akibat kerusakan organ pernafasan.
3)
Materi partikulat (serbuk batu bara, serbuk kapas, serbuk
kuarsa, serat asbes, timbal, serbuk sari bunga, dll).
Timbal merupakan
pencemar udara yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor. Untuk
menghasilkan pembakaran yang baik dan meningkatkan efisiensi motor bakar,
bensin diberi zat tambahah TEL (tetra etil lead atau Pb(C2H5)4).
Setelah mengalami pembakaran di dalam motor, timbal dilepaskan ke udara dalam
bentuk oksida timbal. Timbal merupakan racun keras, akumulasi timbal dalam
tubuh dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf, radang
paru hingga kanker paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, keterbelakangan
mental pada anak.
Serbuk sari
(pollen) bunga menyebabkan gangguan pada penderita alergi saluran pernafasan
(seperti : asma).
Penyakit yang
disebabkan oleh polutan partikulat di daerah industri dan teknologi adalah Pneumoconiosis, yaitu gangguan sistem pernafasan yang
disebabkan oleh partikel debu yang masuk dan mengendap di paru-paru.
Pneumoconiosis dibedakan menjadi 5 yaitu:
a.
Silikosis, disebabkan
oleh debu silika (SiO2) yang masuk ke paru-paru dan mengendap,
banyak terdapat di pabrik besi & baja, keramik, pengecoran beton, bengkel
besi, serta penambangan besi, timah, dan batubara. Masa inkubasi 2 – 4 tahun.
Gejala: sesak nafas, batuk, dahak, dan pada kondisi parah menyebabkan kegagalan
kerja jantung. Penyakit ini belum ada obatnya.
b.
Asbesitosis, disebabkan
debu atau serat asbes yang masuk dan mengendap di paru-paru. Asbes adalah
campuran dari berbagai macam silikat, terutama magnesium silikat. Banyak
terdapat pada pabrik dan industri yang menggunakan serat asbes. Gejala: sesak
nafas, batuk disertai dahak, ujung jari membesar/melebar. Selain itu serat
asbes dapat menyebabkan penebalan selaput paru-paru/pleura; dan tumor/kanker
paru.
c.
Bisinosis, disebabkan
debu/serat kapas yang terhirup dan mengendap di paru-paru. Terdapat pada pabrik
pemintalan kapas, pabrik tekstil, dan industri garmen. Masa inkubasi sekitar 5
tahun. Gejala: sesak nafas, berat di dada. Pada stadium lanjut diikuti dengan
bronkhitis kronis dan emphysema.
d.
Antrakosis, disebabkan
debu batubara. Terdapat pada penambangan batubara, lokomotif/kapal laut
berbahan bakar batubara, pekerja boiler PLTU berbahan bakar batubara. Masa
inkubasi 2 – 4 tahun. Gejala: sesak nafas. Adanya kandungan silikat pada
batubara menyebabkan penyakit antrakosis sering juga disertai silikosis.
Antrakosis dibagi 3 yaitu: antrakosis murni, silikoantrakosis, dan
tuberkosilikoantrakosis.
e.
Beriliosis, disebabkan
oleh debu logam berilium baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat dan
halogenida. Terdapat pada industri yang menggunakan campuran berilum dan
tembaga, pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio, dan industri
pengolahan bahan penunjang industri nuklir. Masa inkubasi sampai dengan 5
tahun. Debu logam berilium dapat menyebabkan penyakit nasofaringitis,
bronkhitis, dan pneumonitis. Gejala: sedikit demam, batuk kering, mudah lelah,
berat badan turun, dan sesak nafas.
4)
Asap rokok, mengandung zat berbahaya yaitu: CO, CO2,
akrolein, nikotin, tar, amoniak, asam format, hidrogen sianida, nitrogen
oksida, formaldehid, fenol, aceton, naftalen, DDT, hidrogen sulfida, piridin,
metil klorida, metanol, kadmium, arsenik, radioaktif Polonium-201, asetol,
metil klorida. Gangguan yang
ditimbulkan: gangguan jantung, gangguan pertumbuhan janin, impotensi, dan
kanker.
5)
Zat karsinogen, seperti: kloroform, para-diklorobenzena,
tetrakloroetilen, trikloroetan, dan radioaktif Radon.
6)
Asbut (asap dan kabut)
Dampak polusi udara terhadap lingkungan
1) Asbut (Asap dan Kabut)
Asbut terbagi menjadi 2 yaitu :
a.
Asbut industri, yaitu materi gas (terutama sulfur oksida)
dan partikulat yang keluar dari cerobong asap pabrik. Asbut ini berwarna
keabuan.
b.
Asbut fotokimia, yaitu materi gas polutan dari kendaraan
bermotor (terutama nitrogen oksida) yang mengalami reaksi fotokima dengan
hidrogen di atmosfer membentuk ozon. Asbut ini berwarna kecoklatan.
Keberadaan asbut ini dapat mengganggu aktivitas
penerbangan (mengganggu penglihatan) dan juga dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
2) Hujan Asam (Acid Rain)
Hujan asam yaitu segala macam hujan
yang memiliki pH di bawah 5,6. Air
hujan normal/alami memiliki pH (5,6-5,7), karena CO2 di udara yang
larut dalam air hujan akan berbentuk sebagai asam lemah yang sangat bermanfaat
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam pertama kali dilaporkan di Manchester (Inggris) pada tahun 1852.
Hujan asam terutama disebabkan oleh revolusi industri yang menghasilkan gas
sulfur oksida dan
nitrogen oksida
yang mencemari atmosfer.
Senyawa bersifat
asam yang larut dalam hujan asam adalah : asam sulfat, asam nitrit dan asam
nitrat.
Reaksi pembentukan asam sulfat (H2SO4) di atmosfer :
S + O2 à
SO2
2SO2 + O2 à 2SO3
SO3 + H2O à
H2SO4
Reaksi pembentukan asam
nitrit dan asam nitrat di atmosfer :
1. Pembentukan nitrogen
dioksida (NO2) dan nitrogen trioksida (NO3).
2NO
+ O2 à 2NO2
O3
+ NO à NO2 + O2
NO2
+ O3 à NO3 + O2
2. Pembentukan dinitrogen
pentaoksida (N2O5) dan reaksi nitrogen
trioksida
NO3
+ NO2 à N2O5
NO3
+ NO à 2NO2
3. Pembentukan asam nitrit (HNO2) dan nitrat (HNO3) dengan adanya uap air
N2O5
+ H2O à 2 HNO3
NO2
+ NO + H2O à 2 HNO2
Dampak negatif hujan asam :
·
Melarutkan
mineral-mineral dalam tanah (Ca, potassium dan nutrien lain) sehingga kesuburan
tanah menjadi berkurang.
·
Melarutkan logam-logam berat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.
·
Menghancurkan
jaringan tumbuhan sehingga menghambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan
kematian.
·
Menurunkan
derajat keasaman (pH) perairan sehingga ekosistem air terganggu : ikan,
tumbuhan air dan biota perairan terganggu/mati.
·
Merusak
gedung,
bangunan, dan patung-patung
yang indah karena kalsiumnya larut bersama hujan asam.
·
Menyebabkan
korosi pada logam.
·
Cat
menjadi pudar.
·
Menyebabkan penyakit pernafasan.
·
Kulit
menjadi lebih rapuh.
·
Pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur dan
meninggal.
Usaha untuk mengurangi dampak hujan asam :
· Menggunakan
bahan bakar dengan kandungan sulfur rendah
· Mengurangi
kandungan sulfur sebelum pembakaran
· Pengendalian
pencemaran selama pembakaran. Slah satu teknologi
ialah lime injection in multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2
dapat dikurangi sampai 80% dan NOx 50%. Caranya dengan
menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan
dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan membentuk
gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penuruna suhu mengakibatkan penurunan
pembentukan Nox baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari
nitrogen udara.
· Pengendalian
setelah pembakaran. Teknologi yang sudah
banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD) (Akhadi, 2000. Prinsip
teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di
cerobong asap dengan absorben, yang disebut scubbing (Sudrajad, 2006). Dengan
cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat.
· Mengaplikasikan
prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
3) Penipisan Lapisan Ozon (Ozone Layer Depletion)
Ozon adalah gas
tidak berwarna yang tersusun dari tiga atom oksigen sehingga rumus molekulnya O3.
Ozon pertama kali
ditemukan oleh C.F. Schonbein (1940). Ozon berasal dari bahasa Yunani ‘ozein’ =
bau = smell.
Sifat-sifat ozon
· Tidak berwarna
· Sifat radikal (mudah
bereaksi dengan senyawa di sekitarnya)
· Apabila berada di
lapisan stratosfer mampu membentuk lapisan yang berfungsi melindungi semua
makhluk hidup di bumi dari radiasi ultraviolet matahari.
· Apabila berada di
lapisan troposfer bersifar racun bagi makhluk hidup. Intrusi ozon ke lapisan
troposfer terjadi karena adanya gas-gas dan partikel polutan yang saling
bereaksi sehingga menghasilkan ozon.
· Dapat menguraikan
berbagai senyawa organik beracun dalam air limbah (benzene, atrazine, dioxin
dan berbagai zat pewarna organik)
· Mampu membunuh
berbagai macam mikroorganisme (E. coli,
Salmonella enteriditis) dan bakteri patogen lainnya, juga mampu menghambat
perkembangan jamur.
· Mampu melancarkan
peredaran darah
· Memiliki oksidasi
potensial 2,07 volt
Manfaat ozon
· Membersihkan air
minum, menghilangkan bau (pertama kali dilakukan oleh Nies, Perancis, 1906)
· Pengolahan
air limbah
· Sterilisasi
bahan makanan mentah (buah dan sayuran)
· Sterilisasi
peralatan kedokteran
· Terapi
ozon : merangsang daya imunitas, bila disuntikkan ke dalam peredaran darah
sangat bermanfaat untuk perbaikan peredaran darah dan oksigenisasi jaringan
tubuh sehingga mampu mengobati beberapa penyakit, menambah kesegaran dan
kebugaran sehingga dapat mencegah proses penuaan dini.
Fungsi
Lapisan Ozon
Lapisan ozon
terletak di lapisan stratosfer (15-25 km) dari permukaan bumi. Di lapisan ini
ozon berfungsi melindungi semua makhluk hidup dari pancaran sinar ultraviolet
dari matahari. Sinar ultraviolet terdiri dari tiga bagian :
· Ultraviolet
A (uv A), panjang gelombang 320-400 nm, dapat menembus
lapisan atmosfer dengan mudah.
· Ultraviolet
B (uv B), panjang gelombang 280-320 nm, tidak mudah melewati
ozon.
· Ultraviolet
C (uv C), panjang gelombang 200-280 nm, seluruhnya diserap
oleh ozon
Dari
ketiganya, uv C memiliki energi paling besar (panjang gelombang
paling kecil) dan uv A memiliki energi paling kecil.
Uv C dan uv B berbahaya
bagi makhluk hidup karena mempunyai enerti tinggi sehingga mampu menghancurkan
sel-sel dalam tubuh.
Proses pembentukan ozon
1. Secara
alami (Chapman-1930).
O2
+ uv à O
+ O
O2
+ O à O3
Selain
itu, di atmosfer ozon juga mengalami perusakan alami.
O3
+ uv à O2
+ O
Dalam
keadaan normal, proses pembentukan dan perusakan ozon di stratosfer berlangsung
seimbang sehingga konsentrasi ozon tetap.
2. Secara
buatan, dilakukan melalui dua cara yaitu : Metode electrical discharge dan metode
sinar radioaktif
Bahan perusak
ozon (BPO)/Ozone Depleting Substances (ODS)
· CFC
(chlorofluorocarbon), yaitu sekumpulan zat kimia yang terdiri dari tiga jenis
unsure yaitu Cl, F dan C. CFC terdiri dari beberapa jenis :
CFC-11
(CFCl3) : pembuatan busa, gas pendorong pada aerosol (bersama
CFC-12)
CFC-12
(CF2Cl2) : sebagai pendingin dalam kulkas dan AC mobil
CFC-13
C2F3Cl3) : pelarut untuk membersihkan
permukaan ‘microchip’
· Halon,
yaitu suatu zat kimia yang terdiri dari unsure Cl, F dan C ditambah unsur Br.
Potensi merusak ozonnya lebih besar dibandingkan CFC. Halon digunakan sebagai
pemadam kebakaran, terdiri dari tiga jenis : H-1211
dan H-2402 disemprotkan ke api, lalu H-1301
dimasukkan ke dalam ruangan.
· Dinitrogen
monoksida (N2O), gas ini terbentuk dalam proses perombakan oleh
mikroorganisme di tanah.
· Metilbromida,
fumigasi tanah
Mekanisme
perusakan ozon
Berlangsung dalam reaksi kimia sebagai berikut :
CCl2F2
+ uv à CClF2 + Cl
Cl + O3 à
ClO + O2
ClO + O à
Cl + O2
Dampak negatif kerusakan ozon
Pada manusia :
·
Kanker
kulit melanoma
·
Katarak
mata
·
Menurunnya
kekebalan tubuh
·
Bertambahnya
penyakit menular
·
Menurunnya
manfaat vaksinasi
·
Mutasi
Pada ekosistem laut :
·
Berkurangnya
plankton laut
·
Berkurangnya
kemampuan penyerapan karbondioksida oleh fitoplankton
·
Membunuh
larva ikan, udang dan kepiting serta biota laut lainnya sehingga
berdampak menurunnya
hasil tangkapan ikan
·
Penurunan
reproduksi hewan
·
Katarak
mata pada hewan
·
Mutasi
Pada tumbuhan :
·
Mengganggu
asimilasi nitrogen oleh mikroorganisme (ketersediaan nitrogen menurun)
·
Menurunnya
hasil panen dan terhalangnya pertumbuhan tanaman
Pada bahan-bahan lain :
·
Bahan-bahan
di luar ruangan (seperti plastik, cat dan karet) akan cepat rusak
Usaha-usaha
yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan lapisan ozon :
· Protocol
Montreal (1987), yaitu perjanjian internasional untuk mengurangi emisi CFC di
negara-negara industri.
· Menggalakkan
penggunaan bahan pengganti CFC.
· Melarang/mengurangi
produksi dan impor peralatan yang menggunakan ODS.
· Mendemonstrasikan
teknologi baru yang dapat menggantikan CFC
· Menanamkan
kesadaran kepada masing-masing individu untuk menghindari penggunaan
bahan-bahan yang mengandung CFC.
4) Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect) dan Pemanasan Global
(Global Warming)
Efek rumah kaca adalah peristiwa tertahan atau
terperangkapnya gelombang inframerah matahari yang membawa panas di lapisan
atmosfer bumi bagian bawah oleh adanya gas-gas polutan yang membentuk lapisan
di atmosfer. Gas-gas polutan rumah kaca antara lain : CO2, CH4,
N2O, NO, NO2, SO2, O3, HFC, CFC,
VOC.
Peristiwa
terjadinya Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global
Matahari meradiasiakan gelombang inframerah yang membawa
panas ke bumi. Gelombang inframerah ini sebagian diserap oleh organisme dan
benda-benda di permukaan bumi, dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke luar
angkasa. Namun, karena adanya gas-gas polutan di atmosfer yang membentuk
lapisan (tebal) menyebabkan gelombang inframerah yang daya tembusnya lemah ini
tidak mampu menembus lapisan gas polutan tersebut sehingga memantul kembali ke
bumi. Pemantulan ini terjadi secara berulang-ulang sehingga radiasi panas dari
inframerah ini terperangkap di permukaan bumi. Peristiwa seperti ini sama
dengan yang terjadi di dalam rumah kaca (greenhouse). Terperangkapnya gelombang
inframerah di lapisan atmosfer bumi bagian bawah ini menyebabkan suhu permukaan
bumi meningkat. Jika peristiwa ini terjadi hampir menyeluruh di permukaan bumi,
maka akan terjadi kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi, peristiwa ini disebut
pemanasan global.
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca.
Dampak negatif
pemanasan global :
· Pencairan gunung es
di kutub utara dan selatan sehingga menyebabkan kenaikan permukaan air laut dan
juga menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau kecil serta berkurangnya luas
daratan. Kenaikan suhu rata-rata 1oC akan menaikkan permukaan laut
setinggi kurang lebih 15 cm.
· Perubahan iklim
regional dan global (bergesernya periode musim)
· Timbulnya fenomena
el nino dan la nina. El nino yaitu menghangatnya temperatur permukaan air laut
di atas rata-rata pada daerah serupa. La nina yaitu proses pendinginan suhu
permukaan air laut di bawah suhu rata-rata pada kawasan Pasifik timur dan
tengah di selatan khatulistiwa.
· Kekeringan yang
menyebabkan gagal panen. Disebabkan oleh el nino.
· Kebakaran hutan.
Disebabkan oleh el nino.
· Terjadinya bencana
alam : banjir, tanah longsor. Disebabkan oleh la nina
· Intensitas badai
meningkat. Naiknya suhu rata-rata akan meningkatkan kekuatan angin. Panas adalah
energi yang menggerakan angin.
· Perubahan siklus
hidup flora dan fauna. Meliputi hewan-hewan yang bermigrasi dan musim
pembungaan pada tumbuhan.
· Menyebabkan kematian
beberapa spesies. Kenaikan suhu rata-rata air laut 2-3oC akan
menyebabkan matinya terumbu karang akibat pemutihan karang (coral bleaching).
Telah terjadi di Australia, Thailand, Filipina, Indonesia, Jamaica, Bahama dll
pada tahun 1997/1998 akibat el nino.
· Meningkatnya
penyakit daerah tropis : malaria dan demam berdarah. Kenaikan suhu akan
mempersingkat siklus hidup nyamuk dari telur menjadi larva sehingga populasi
nyamuk pun meningkat.
Usaha-usaha untuk mengurangi dampak pemanasan global :
· Hemat energi
(terutama energi yang berasal dari bahan bakar fosil)
· Hemat listrik
· Menggalakkan
penghijauan (reboisasi, pembuatan jalur hijau)
· Perjanjian
internasioal : Protokol Kyoto (1997) yang diikuti oleh 141 negara yang berisi
komitmen untuk mengurangi emisi karbondioksida.
2. Polusi Air
Dampak polusi air terhadap kesehatan
Polusi air menyebabkan penyakit menular yang disebabkan
oleh mikroorganisme yaitu :
1)
Penyakit menular disebabkan virus, yaitu:
a. Hepatitis A
(oleh virus hepatisis A). Gejala: Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan, pembengkakan
hati sehingga tubuh menjadi kuning.
b.
Poliomyelitis (virus Polio). Gejala: Tenggorokan sakit, demam, diare,
sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot.
2)
Penyakit menular disebabkan bakteri
a. Kolera (oleh Vibrio cholerae). Gejala: Diare yang sangat parah,
muntah-muntah, kehilangan cairan sangat banyak sehingga menyebabkan kejang dan
lemas.
b. Diare (oleh Escherichia coli). Gejala: Buang air besar berkali-kali
dalam sehari, kotoran encer (mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa
mulas atau sakit perut.
c.
Tifus (oleh Salmonella
typhi). Gejala: Sakit kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan usus.
d.
Disentri (oleh Shigella
dysentriae). Gejala: Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit
perut.
3)
Penyakit menular disebabkan protozoa
a.
Disentri amuba (oleh Entamoeba
histolytica). Gejala: Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit
perut.
b.
Balantidiasis (oleh Balantidium
coli). Gejala: Peradangan usus, diare berdarah.
c.
Giardiasis (oleh Giardia
lamblia). Gejala: Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa, kelelahan.
4)
Penyakit menular disebabkan metazoa/cacing parasit
a. Ascariasis (oleh
Ascaris lumbricoides). Gejala: Demam, sakit perut yang parah,
malabsorbsi, muntah-muntah, kelelahan.
b. Taeniasis (oleh Taenia saginata). Gejala: Gangguan pencernaan, rasa mual,
kehilangan berat badan, rasa gatal di anus.
c. Schistosomiasis
(oleh Schistosoma sp.). Gejala: Gangguan pada hati dan kantung
kemih sehingga terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit perut yang
terjadi berulang-ulang.
Polusi air menyebabkan gangguan kesehatan tidak menular
yang disebabkan oleh limbah logam berat dan senyawa berbahaya yaitu :
a. Mercury/Air raksa/Hygrargyrum (Hg). Gangguan kesehatan berupa: menyebabkan bronchitis,
sampai rusaknya paru-paru. Gejala keracunan Merkuri tingkat awal, pasien merasa
mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka
bau, mudah lelah, gangguan psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering
sakit kepala. Jika terjadi akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan
sel-sel saraf di otak kecil, gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung
selaput saraf dan bagian dari otak kecil. Turunan oleh Merkuri (biasanya etil
merkuri) pada proses kehamilan akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa
cerebral palsy maupun gangguan
mental. Sedangkan keracunan Merkuri yang akut dapat menyebabkan kerusakan
saluran pencernaan, gangguan kardiovaskuler, kegagalan ginjal akut maupun
shock.
b. Cadmium (Cd). Gangguan kesehatan berupa: menghambat kerja paru-paru,
bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia,
dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan
kardiovaskuler, merusak
tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum
keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk – batuk,
dan lemah.
c. Timbal/Plumbum (Pb). Gangguan kesehatan berupa: gangguan sintesis
hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal,
sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi
paru-paru, dapat
menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah, hipertensi, gangguan kehamilan, kelahiran prematur, kematian janin,
kerusakan otak, kejang-kejang, gangguan tingkah laku.
d. Arsen (As). Gangguan kesehatan berupa: gangguan daya
pandang mata, hiperpigmentasi (kulit menjadi berwarna gelap), hiperkeratosis
(penebalan kulit), pencetus kanker, infeksi kulit (dermatitis). Selain itu,
dapat menyebabkan kegagalan fungsi sumsum tulang, menurunnya sel darah,
gangguan fungsi hati, kerusakan ginjal, gangguan pernafasan, kerusakan pembuluh
darah, varises, gangguan sistem reproduksi, menurunnya daya tahan tubuh, dan
gangguan saluran pencernaan.
e. Cobalt (Co). Gangguan kesehatan berupa: gagal jantung, oedema (pembengkakan jaringan
akibat akumulasi cairan sel).
f. Tembaga/Cuprum (Cu). Gangguan kesehatan berupa: sakit perut, mual, muntah, diaera, dan pada
kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal.
g. Cromium (Cr). Gangguan kesehatan berupa: gangguan sistem
saluran pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal.
h. Dikoloro difenil trikloroetana (DDT). DDT merupakan pestisida yang sangat stabil di
lingkungan, tidak larut dalam air dan sulit diuraikan. Jika masuk ke dalam
tubuh organisme, ia akan mengendap dan mengganggu rantai makanan dalam
ekosistem. Pada hewan unggas, DDT dapat menyebabkan cangkang telur rapuh. Gangguan
kesehatan pada manusia berupa : kelahiran prematur, cacat kronis, kanker, dan
diduga sebagai penyebab terjadinya puber dini pada remaja perempuan.
Dampak polusi air terhadap lingkungan
1)
Sumber air tanah yang tercemar menyebabkan air tidak
dapat digunakan sesuai peruntukannya, yaitu sebagai : air minum untuk rumah
tangga, air untuk keperluan industri, dan air untuk keperluan pertanian dan
perikanan.
Menurut PP RI
No. 20 Tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi :
a.
Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum
secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
b.
Golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air baku
air minum
c.
Golongan C : air yang dapat digunakan untuk kepentingan
perikanan dan peternakan
d.
Golongan D : air yang dapat digunakan untuk keperluan
pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit tenaga air
2)
Menurunnya populasi biota air seperti : ganggang,
berbagai jenis ikan, kepiting, udang, kerang, dan terumbu karang yang
disebabkan oleh :
· masuknya limbah
beracun ke lingkungan sehingga menyebabkan kematian biota air
· masuknya limbah
organik yang mengalami pembusukan di dalam air, hal ini menyebabkan nilai BOD
meningkat yang diikuti penurunan nilai DO, sehingga biota air kekurangan oksigen
dan mengalami kematian
· tumpahan minyak
di perairan, karena senyawa dalam minyak bersifat racun bagi biota air.
Tumpahan minyak juga menempel pada bulu-bulu burung dan rambut-rambut mamalia
yang dapat mengganggu fungsi fisiologis organisme tersebut yaitu, burung
kehilangan kemampuan untuk terbang, sedangkan mamalia kehilangan fungsi dalam
pengaturan suhu tubuh yang diperankan oleh rambut-rambut di kulitnya.
3)
Eutrofikasi, yaitu yaitu penimbunan nutrien yang
menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (blooming alga), akibatnya,
tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari
terhalang.
4)
Terjadinya banjir.
3.
Polusi Tanah
Dampak polusi tanah terhadap kesehatan
Polutan yang mencemari tanah berupa : limbah infektif, logam
berat maupun senyawa beracun yang hampir sama dengan polutan pada air.
Dampak polusi tanah terhadap lingkungan
Pencemaran tanah oleh pestisida, logam berat, senyawa
beracun dan limbah anorganik yang sulit membusuk akan berdampak pada :
a.
Menurunnya kesuburan tanah
b.
Unsur dan senyawa berbahaya/beracun yang terserap ke
dalam tubuh tumbuhan akan masuk ke dalam rantai makanan dan mengendap di dalam
tubuh konsumen terakhir (termasuk manusia)
4. Polusi suara
Dampak polusi suara terhadap kesehatan
Kontak dengan suara bising dalam waktu alam dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan kerusakan organ pendengaran yaitu :
a.
Perubahan tekanan darah
b.
Perubahan denyut nadi
c.
Kontraksi perut
d.
Gangguan jantung
e.
Stress dan penyakit kejiwaan lainnya
f.
Gangguan daya dengar
g.
Berdengung dan nyeri di telinga
h.
Tuli
Sumber :
Ernawati, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK dan
MAK Kelas XI. Penerbit Erlangga : Jakarta.